Khotbah Topikal

Allah Ada dalam Ketiadaan

Allah Ada dalam Ketiadaan

Oleh: Himawan

 

Pendahuluan

Saudara, saya rasa kita semua pernah mendengar nama Ibu Teresa dari Kalkuta.  Seorang biarawati yang memberikan diri untuk melayani orang sakit di jalanan kota Kalkuta.  Saudara, apakah sdr merasa terinspirasi ketika mendengarkan kisah hidup seorang Ibu Teresa?  Apa pandangan sdr secara pribadi terhadap Ibu Teresa?  Seorang yang sangat dekat dengan Allah sehingga rela memberikan hidup bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongannya?

Saudara, saya kira, kita semua akan terkejut ketika membaca pengakuan Ibu Teresa, yang terdapat dalam memoir pribadinya.  Ibu Teresa mengaku bahwa selama 50 tahun beliau sama sekali tidak merasakan gairah kehadiran Allah dalam hidupnya.  Padahal masa itu adalah masa ketika ia melayani Tuhan, namun, selama itu pula Ibu Teresa mengaku tidak merasakan Kristus hadir dalam hidupnya.  Ibu Teresa yang terlihat mempunyai hubungan dekat dengan Sang Ilahi, ternyata dalam sebagian besar waktu hidupnya merasakan Allah demikian jauh. 

Saudara, seberapa banyak diantara saudara yang pernah, bahkan ketika mendengarkan khotbah ini, saudara merasakan perasaan yang sama.  Perasaan Allah yang demikian jauhnya, sehingga kita merasa Ia seakan tiada dalam kehidupan kita.  Kita setia pergi ke gereja, setia merenungkan firman, namun Allah tetap terasa jauh.  Kita merasa  Allah tiada.

Perasaan ini oleh seorang katolik bernama Santo Yohanes Salib disebut “malam gelap jiwa”, yaitu malam atau hari-hari dimana manusia tidak mengalami penghiburan rohani apa pun, kendati ia mencari Allah dengan sepenuh hati.  Malam yang juga disebut dengan masa “kegelisahan yang tak terperikan”.  Ketika kita mengharap kehadiran Allah di dalam kegetiran hidup,  namun kita dihadapkan dalam sebuah fakta, yang menyatakan Allah tiada!  Ketika kita berteriak agar Allah menampakkan wajah-Nya, nyatanya Allah diam, seolah tak mendengar teriakan kita.

Saudara, saya yakin perasaan seperti ini pernah kita alami.  Orang percaya, bahkan yang sudah dewasa secara rohani pun bisa saja dihampiri perasaan Allah yang jauh.  Daud pada Mazmur 22:2 berkata “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.“  Daud pun pernah merasakan ketiadaan Allah.  Setiap umat Tuhan pernah merasakan perasaan betapa jauhnya hadirat Allah dalam kehidupan kita.

 

Kapan perasaan ini datang?

Ketika kita berdosa

Saudara, kapan saja perasaan ini akan datang menghinggapi kita? Nampaknya, perasaan ketiadaan akan Allah seringkali datang ketika kita melakukan sesuatu yang tidak berkenan dihadapan-Nya.

Saudara, Allah kita adalah Allah yang kudus, Allah yang tidak menghendaki umat-Nya untuk melakukan dosa.  Ketika kita berdosa, maka bukan Allah yang menjauhkan diri-Nya kepada kita, namun diri kita sendiri yang menjauh dari Allah.  Sebagaimana Mazmur 51: 2, ketika Daud berkata: Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!”  Daud menuliskan ayat ini ketika baru saja melakukan dosa perzinahan, bahkan pembunuhan.  Ketika Daud mengambil Betsyeba sebagai miliknya, dan membunuh Uria untuk memenuhi nafsu serta tujuan pribadinya.  Saat itu Daud merasa demikian jauhnya dari hadirat Allah, sehingga ia berkata “Kasihanilah aku, ya Allah!”  Daud sebagai seorang yang dikenal memiliki hidup yang dekat dengan Allah, merasa sadar ketika ia berdosa, maka Allah menolak untuk hadir di dalam hidupnya.  Karena itu, setelah mendengar teguran nabi Natan, segeralah Daud memohon pengampunan dosa kepada Allah.  Daud sangat sadar, jika ia tidak bertobat maka ia akan terus berada jauh dari Allah.  Ya, Dosa mengakibatkan Allah jauh dari kita.

Saudara, dunia di sekitar kita adalah dunia yang gelap.  Sebagai orang Kristen kita hidup menantang gelombang jaman, sehingga kita sangat rentan sekali untuk terseret arus yang mengancam jiwa kita.  Pornografi merajalela dimana-mana, sekali klik di depan komputer, maka kita bisa membuat diri kita berada dalam sebuah posisi yang menjauh dari Allah.  Kecanduan game, pergaulan yang bebas, begitu merasuk dalam kehidupan anak-anak muda seperti kita.  Sekali kita buka gerbang agar mereka masuk, maka kita akan berada dalam posisi yang menjauh dari Allah.  Semua dosa yang kita lakukan membuat hilangnya hadirat Allah dalam kehidupan kita.

Adakah dosa yang engkau lakukan sehingga membuatmu merasakan bahwa Allah yang penuh kasih dan pengampunan itu kini tiada? Jika ya, maka jadilah seperti Daud, mengaku keberdosaan di hadapan Allah, sehingga Allah boleh kembali hadir dalam kehidupan saudara.  Tinggalkan segala bentuk keinginan nafsu pribadi, cobalah untuk tunduk kepada firman Tuhan.  Berdirilah dengan tegak bersama kekuatan dari Roh Kudus, lawanlah dosa.  Maka Allah akan kembali bersama-sama dengan kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *