“Tante, saya bantuin pasangi bajunya audrey ya (nama anak saya)” “Kamu bisa tah?” “Bisa tante” “Baiklah, kalau gitu kamu pakai-kan bajunya Audrey ya,tante mau jemur handuknya dulu”
Setelah beberapa menit, selesai menjemur handuk, istri saya menuju kamar, dimana keponakan dan anak kami berada, pada saat itu pula, selesai juga keponakan kami memasangkan baju dari Audrey.
“loh kok gini masang bajunya” tanya istri saya. “Iya tante, karena tadi kancing bajunya copot, jadi Elsa naikin saja kancing bawahnya ke lubang atasnya, kan sama toh tante, audrey masih pakai baju”Ya, sekali kita salah meletakan atau menempatkan posisi yang salah, maka langkah-langkah selanjutnya juga ngikut menjadi salah alias menjadi kacau.
- Seorang anak kecil yang seharusnya berada dirumah – menjadi seorang anak yang harus bekerja keras di jalanan, untuk memenuhi kehidupannya.
- Seorang suami yang seharunya mengasihi istrinya berada dipelukan perempuan yang lain, selain dari orangtuanya.
- Seorang Ibu yang seharusnya mengasihi anaknya menyerahkan kepada Baby Sister untuk mendidik dan mengasihi anaknya. Ia sibuk bekerja untuk mencari penghargaan diri.
- Seorang pelajar yang seharusnya berada di sekolah tapi sayang sekali dia berada di tahanan karena masalah narkoba.
- Seorang bayi yang seharusnya berada di pelukan kasih orang tua, dibuang-dititipkan di panti asuhan karena hubungan suami istri yang tidak sah dalam pernikahan.
- Seorang pria yang seharusnya pada jam kerja berada di meja kerja, bukan dia sibuk dengan pekerjaanya namun ia sibuk dengan permainan judi.
- “Kaki kita” yang memiliki potensi memasukan bola ke gawang lawan kita gunakan berjalan tanpa ada tujuan.
Allah telah membuat ketetapan bagaimana seharusnya kita bersikap dalam hiraki rumah tangga, hiraki hubungan antara tuan dan hamba dalam pekerjaan, hubungan antar pelayan dalam pelayanan gerejawi. Bila kita salah mengubah dan meletakan posisi maka yang terjadi adalah dampak yang buruk bagi pribadi, keluarga dan kelompok sekitar kita.