Renungan Berjalan bersama Tuhan

Di Tangan Tukang Periuk

Di Tangan Tukang Periuk

Oleh: Pdt. Nathanael Channing

Yeremia 18:1-17

Maju selangkah demi selangkah, itulah perjalanan hidup yang normal. Tidak ada orang yang dapat berjalan dengan dua langkah sekaligus. Pembentukan diri kita, baik secara fisik ataupun karakter, kepribadian, sifat dan pola tingkah laku, semuanya bertumbuh setahap demi setahap. Demikian pula yang dilakukan oleh tukang periuk ketika membentuk kuali, pot bunga, atau benda apa pun yang terbuat dari tanah liat. Semuanya dibuat dalam suatu proses yang panjang. Si tukang periuk itu mampu membuat barang apa pun dari tanah liat, dari pembentukan yang paling awal sampai menjadi karya yang sempurna. Namun, dengan tangannya, ia mampu memperbaiki semua periuk yang sudah usang, yang retak, yang gempil, bahkan pecah. Pembentukan ulang periuk yang gempil, retak, bahkan pecah bisa dilakukan dengan mudah atau sebaliknya, sulit. Menjadi sulit apabila si periuk ingin memperbarui dirinya sendiri, menata kembali dirinya sendiri, membangun puing-puing reruntuhannya sendiri. Perbaikan semacam itu mustahil terwujud. Akan menjadi mudah apabila periuk itu dikembalikan ke tangan si tukang periuk. Jika periuk itu berada di tangan tukang periuk, apa pun kerusakannya akan diperbaiki dengan sempurna, bahkan bisa diubah total, dilebur kembali untuk menjadi ciptaan yang baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *