Dalam kehidupan berkeluarga, orangtua selalu berupaya sebisa mungkin agar anak-anak dapat hidup layak dan tidak sengsara. Semua kebutuhan harus tercukupi dengan baik. Mereka mendorong anak-anak untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar hari depan mereka lebih sejahtera. Demikian pula dengan Bapa kita di surga! Dia sangat mengasihi kita semua, anak-anak-Nya. Mengapa? Karena kita semua adalah manusia berdosa yang sedang berjalan menuju kebinasaan. Kita semua akan masuk neraka karena upah dosa ialah maut. Dan kasih sayang itu diwujudkan melalui penderitaan Tuhan Yesus yang mengurbankan diri-Nya mati di kayu salib bagi kita sehingga Dialah yang mengalami maut itu. Hanya melalui jalan itulah kita tidak perlu menderita lagi. Karena Yesus sudah disalibkan, kita yang berdosa ini tidak perlu disalibkan. Kematian Yesus di dalam maut, menghindarkan kita dari maut. Yesaya berkata kepada bangsa Israel, “Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan” (Yesaya 53:10). Itulah yang dilakukan oleh Allah. Dia telah menentukan Yesus untuk datang ke dalam dunia ini hanya untuk menderita akibat menanggung dosa manusia. Jadi, memang Dia harus mengalami penderitaan bagi kita semua. Kini Sherly mengerti arti penderitaan Kristus di dalam hidupnya. Ia berkata, “Kak, sekarang aku tidak bimbang lagi tentang penderitaan Tuhan Yesus karena Dia sangat mengasihi aku dan menyelamatkan aku. Terima kasih Tuhan Yesus, karena aku sudah diselamatkan. Aku berjanji untuk berbagi kasih yang telah kualami bersama-Mu, aku mau menceritakan kasih-Mu kepada teman-temanku. Terpujilah nama Tuhan.” Amin.
Dia Ditetapkan untuk Menderita
June 6, 2018