Oleh: Pardomuan Sihombing
Filipi 3:7-14
Melupakan Masa Lalu
Ayat 13, “… aku melupakan apa yang telah di belakangku…” Pelajarilah masa lalu Paulus. Setiap orang memiliki masa lalu. Dan masa lalu mustahil untuk dimajukan kedepan. Bandingkan masa lalu Anda dengan masa lalu Paulus. Masa lalu Paulus merupakan masa kekelaman, masa ketidakpastian sekalipun sangat giat melakukan kegiatan keagamaan. Beragama dengan cara yang salah. Beragama tapi menyusahkan sesamanya manusia. Bagi banyak orang memiliki masa lalu (kehidupan masa lalu) merupakan kehidupan yang sangat memilukan, memualkan dan sekaligus memalukan. Bayangkan jika hidup masa lalu Anda dapat di-display (dipertontonkan) sehingga semua orang dapat melihatnya. Apakah Anda tidak merasa malu? Ada yang bergelimang dan menghidupi perbuatan perbuatan kubangan dosa. Apa yang membuat Anda masih terus melirik masa lalu? Masa lalu tidak akan pernah terulang dengan cara detail dengan cara yang sama. Masa lalu selalu di belakang dan masa lalu sebelum mengiring Kristus merupakan masa kelam. Ingat bagaimana bangsa Israel, dalam perjalan hidup mereka setelah keluar dari Mesir, selalu mengingat masa lalu mereka.Menikmati Hidup Masa Kini
Ayat 13, “… mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” Hidup ini adalah kesempatan. Kesempatan adalah kehidupan dan kehidupan merupakan kesempatan, tapi hanya sementara. Saat terbaik adalah saat sekarang ini. Anda tidak dapat memajukan masa lalu dan mustahil memundurkan masa depan Anda. Paulus tidak tinggal dimasa lalunya, dan tidak ketakutan akan masa yang akan datang. Paulus enjoy dan bersukacita dengan hidup kekiniannya di masanya. Bagi Paulus, kehidupan yang sedang dijalaninya adalah untuk memberi buah dan menjadi berkat bagi orang lain. Paulus tidak dikuasai dan tidak membanggakan keadaan masa lalunya, tapi menguasai dan menghidupi keadaan kekiniannya di masanya dan mengharapkan masa depan yang lebih baik serta terus menghidupinya. Paulus puas dengan hidupnya masa kini sekalipun ia tinggal dipenjara (Filipi 4:19) pada saat itu. Mengapa Paulus mampu mengatakan dan mengalaminya? Karena Paulus menguasai keadaan sekitarnya, ia mampu mengkontrol keadaan disekitarnya bukan sebaliknya.Menghidupi Tujuan Hidup
Ayat 12, “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus.” Ayat 14, “dan berlari-lari pada tujuan…”Pages: 1 2