Jangan Marah kepada Si Jahat
Oleh: Pdt. Nathanael Channing
“Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik. Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam.” (Amsal 24:19-20)
Suatu hari, Pak Anom menjemput anaknya yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Para orangtua selalu menjemput anak-anaknya lebih awal sehingga mereka juga bisa melihat apa yang dilakukan oleh anak-anak sebelum bel pulang berbunyi. Maka, bermain-mainlah anak-anak sebelum mereka pulang. James, anak Pak Anom, sedang lihat-lihat gambar di majalah dinding. Tiba-tiba saja teman-teman yang sedang bermain saling dorong-mendorong dan jatuhlah anak yang berada di baris depan. Kepalanya terbentur batu dan berdarah. Waktu itu spontan anak-anak berteriak, “Bu Guru, tadi yang mendorong adalah James!” Maka dengan segera James yang tidak tahu apa-apa dibawa ke kantor kepala sekolah untuk “diadili”. Tentu saja James sangat bingung karena ia tidak tahu apa-apa dan si ibu guru memaksanya untuk mengaku. James menangis karena tidak mau ketika disuruh mengaku. Untungnya Pak Anom mengetahui peristiwa itu. Ia segera menuju kantor kepala sekolah dan menceritakan kejadian yang sebenarnya. Akhirnya, ibu guru itu meminta maaf.