Keluarga Bukan Nomor Satu …?
Oleh: Pdt. Nathanael Channing
Mazmur 133:1-3
Menarik sekali ketika diadakan konven para pengerja GKI Jabar yang membahas topik kehidupan keluarga akhir-akhir ini. Tentunya banyak acuan yang diambil dari kehidupan kota metropolitan, seperti Jakarta dan Surabaya. Secara khusus dibahas dengan serius tentang apakah keluarga menjadi yang nomor satu dalam kehidupan di zaman sekarang ini. Hasil survei sementara menunjukkan bahwa “keluarga bukan yang nomor satu. Yang nomor satu adalah diri sendiri”. Kesimpulan ini muncul dari berbagai pertanyaan yang diisi oleh beberapa anggota jemaat dari berbagai gereja di Jawa Barat. Apa yang dimaksud dengan “keluarga bukan nomor satu”? Ketika dikatakan “Keluarga bukan nomor satu”, bukan berarti manusia itu tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam kehidupan keluarga. Kebutuhan sandang, pangan, papan tidak menjadi masalah, sanggup dicukupi dengan baik dan bertanggung jawab. Masalahnya terletak pada relasi komunikasi. Meski dalam satu keluarga, masing-masing anggota keluarga berada dalam dunianya sendiri. Seorang ayah sibuk dengan pekerjaan dan kariernya, seorang istri sibuk mengatur rumah tangganya sekalipun ada banyak juga istri yang berkarier. Sang istri tidak kalah sibuknya dengan sang suami. Anak-anak juga sibuk dengan dunianya sendiri, baik di sekolah maupun di kampus. Mereka mempunyai aktivitasnya sendiri-sendiri sehingga meski dalam satu rumah, mereka jarang bertemu. Yang mengejutkan, ketika ada pertanyaan “mana yang lebih utama, pekerjaan atau keluarga?”, 90% jawaban menyatakan “pekerjaan” lebih utama. Jika demikian, apa artinya keluarga? Apa maknanya seseorang menikah dan membentuk keluarga? Dengan mudah mereka menjawab bahwa keluarga itu hanya wadah berkumpul, tetapi prioritas dalam hidup ini tetap dunia kerja. Dalam hidup ini, waktu paling banyak digunakan dalam dunia kerja.