Tak Pernah Sendiri, Allah Menyertai
oleh: Pdt. Wahyu ‘wepe’ Pramudya
Seorang pendeta sedang menerima kado yang diberikan oleh beberapa murid Sekolah Minggunya. Anton, anak yang pertama, menyerahkan sebuah kotak kecil kepada sang pendeta. Sambil tersenyum, sang pendeta menerima pemberian itu. Ia tahu bahwa ayah Anton mempunyai toko yang menjual cokelat. Ia pun berkata pada Anton, “Ini isinya pasti permen cokelat ya. Terima kasih.” “Lho, kok Pak Pendeta tahu?” Anton terkejut. Sang pendeta hanya tersenyum. Budi membawa sebuah kotak yang agak panjang. Ketika menerima hadiah Budi, sang pendeta teringat kalau Ayah Budi mempunyai toko bunga. Ia pun berkata, “Terima kasih untuk bunga yang ada di dalam kado ini. Pasti sangat indah.” Budi pun heran, “Lho, kok Pak Pendeta tahu?”