Memutarbalikkan Kenyataan
Membenarkan orang fasik dan mempersalahkan orang benar, kedua-duanya adalah kekejian bagi TUHAN.
(Amsal 17:15)
A dan B adalah kakak beradik dengan selisih usia hanya 2 tahun. Kebetulan A dan B jatuh cinta kepada gadis yang sama, yakni C. Persaingan pun tak terhindarkan. A banyak bercerita tentang keburukan B, adiknya sendiri, kepada gadis pujaannya itu. Sementara pada kesempatan yang berbeda, B juga kerap kali membeberkan kelemahan A, kakaknya sendiri, kepada C. Tentu saja C menjadi bingung siapa yang harus ia percaya, A atau B. Mengapa menurut A hal-hal buruk itu dilakukan oleh B, tetapi menurut B justru A-lah yang melakukannya. Tampaknya salah satu dari A atau B telah memutarbalikkan kenyataan.