Khotbah Perjanjian Lama

Menjadi Pemimpin yang Menghormati Tuhan

Menjadi Pemimpin yang Menghormati Tuhan

Bilangan 20:1-13

Oleh: Himawan 

 

Pendahuluan                                                                                                 

Saudara-saudara, diantara kita semua pasti mengetahui tentang seseorang yang bernama Lenin, tokoh yang dikenal sebagai bapak komunisme Uni Soviet.  Salah satu dari sekiantokoh pemimpin bersejarah dunia.  Di dalam era kepemimpinannya, Lenin membangun Uni Soviet menjadi kekuatan yang cukup mengerikan dalam dunia barat.  Mengapa bisa demikian?  Karena Lenin adalah seorang pemimpin yang punya karisma, Lenin mampu mengikat pengikut, menguasai pemikiran dan menancapkan idealismenya kepada orang lain.  Namun, faktanya apa yang ia lakukan selama era kepemimpinan rezim komunisnya?  Saudara,  tahu? Saudara, Lenin punya slogan “agama adalah candu bagi rakyat”, dan dengan itu menjadi legitimasi baginya untuk menghilangkan agama, ia menekan gereja Kristen Ortodoks, mematahkan agama Budha dan juga Islam.  Selain itu, apa sikapnya terhadap rakyat?  Utopia kaum sosialis-komunis untuk membentuk masyarakat yang adil tidak dilaksanakan, malahan ia memusnahkan kelas bangsawan, melawan para petani, lima juta orang mati karena kebijakan ekonominya, dan Lenin sama sekali tidak peduli.

Saudara, Lalu apa yang terjadi di akhir kehidupan Lenin?  Lenin mati dengan sakit pendarahan otak, dia tidak dapat melanjutkan lagi kepemimpinannya.  Pada akhirnya kepemimpinannya diambil alih oleh Stalin, dan apa yang dibangun oleh Lenin, toh pada akhirnya runtuh dan tak berbekas lagi.

Lenin adalah seorang pemimpin besar, tapi ketika kita melihat tindakannya, saya kira kita semua sepakat bahwa Lenin bukan pemimpin yang baik, bukan pemimpin yang berhasil. Lenin adalah seorang pemimin yang gagal.  Memang Lenin bukanlah seorang yang percaya, tetapi melalui garis hidupnya, kita dapat belajar, untuk berhati-hati di dalam kehidupan kita, agar kita tidak menjadi seorang pemimpin yang gagal.

Saudara adalah leader. Saya adalah adalah leader. Kita semua adalah leader, baik itu sebagai pemimpin kelompok-kelompok kecil dan sepele, sampai kelompok-kelompok besar, yang ribuan orang jumlahnya, kita semua tetaplah seorang pemimpin, setidaknya pemimpin bagi diri kita sendiri.  Saudara, di dalam keberadaan kita sebagai seorang pemimpin, terlebihsebagai seorang pemimpin jemaat, sebenarnya kita semua berada di dalam sebuah tendensi, sebuah bahaya bahwa bisa saja kita menjadi pemimpin yang gagal, apalagi pemimpinjemaat yang gagal di mata Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *