Mulut yang Penuh Kerikil
Oleh: Pdt. Nathanael Channing
“Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil” (Amsal 20:17)
Apakah kita tidak terkejut ketika membaca tulisan dalam kitab Amsal ini? Roti hasil tipuan sedap rasanya. Ini berarti roti hasil curian itu rasanya enak, bisa dinikmati dengan baik dan menyenangkan. Bukankah sedap itu berarti bisa dinikmati, bisa dirasakan, dan mendatangkan kesukaan. Bagaimana Amsal bisa mengatakan bahwa roti hasil tipuan itu sedap rasanya? Oh Amsal benar-benar mempunyai pengamatan yang luar biasa. Amsal bisa memahami bagaimana karakter seorang pencuri itu. Pencuri yang sungguh-sungguh menjadikan tindakan mencuri itu sebagai pekerjaannya, ia pasti senantiasa memikirkan apa yang dapat dicurinya. Tentunya bukan benda-benda yang murah dan tidak bernilai, bukan? Seorang pencuri tulen pasti mencari barang-barang yang berharga dan bernilai sehingga dapat dijual dengan harga yang tinggi.