Sang pria pun tersenyum sambil berkata, “Baiklah, kalau kamu percaya aku bisa mengendarai mobil dengan baik, besok hari Sabtu kita pergi berdua ya ke Batu.” Gadis itu terkejut, dan sambil tersenyum ia menggelengkan kepala perlahan. Apakah menurut Anda gadis itu sungguh-sungguh percaya bahwa kekasihnya mampu mengendarai mobil dengan baik? Tentu tidak!
Kepercayaan itu selalu terbukti melalui penyerahan diri pada apa yang dipercayai. Kepercayaan tanpa penyerahan diri adalah omong kosong. Itulah sebabnya penulis Amsal menyatakan, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri” (Amsal 3:5). Penulis Amsal hendak menegaskan bahwa kepercayaan kepada Tuhan itu harus utuh, yakni dengan segenap hati. Kepercayaan yang utuh tadi tidak menyisakan ruang untuk bersandar pada diri sendiri betapapun hebatnya diri kita.