Khotbah Perjanjian Baru

Seri Tujuh Dosa Maut: Kerakusan

Sebagaimana Yesus mementingkan perjamuan makan bersama, Ia juga menganggap bahwa puasa merupakan tindakan religius yang berfaedah. Melalui puasa manusia belajar untuk menyadari bahwa “manusia hidup bukan dari roti saja” melalui dari pemeliharaan Allah. Puasa juga berfaedah untuk menjaga kepekaan kita pada kebutuhan sesama, selain juga kebutuhan spiritual kita sendiri akan Allah.

Dengan demikian, baik feasting maupun fasting merupakan wahana spiritual seorang Kristen untuk mengikutsertakan sesama dan Allah dalam kegiatan makan mereka. Feasting dan fasting adalah jawaban atas Gluttony yang muncul baik lewat kerakusan maupun diet berlebihan, yang keduanya sama-sama menghapus sesama dan Allah dari tindakan makan dan meletakkan fokus berlebihan pada makan untuk diri sendiri. Ketika aspek teologis dan komunal ini dihilangkan, maka Gluttony berubah wajahnya dari sebuah dosa menjadi sebuah “disorder” atau “masalah psikis.” Dan salah satu alasan mengapa semakin sedikit orang berkotbah soal ini adalah karena percakapan tentang Gluttony telah diambil-alih oleh para dokter, pelatih kebugaran, instruktur aerobik, dan pembicara pengembangan kepribadian. Craving kini lebih menjadi persoalan psikis atau medis tinimbang moral dan spiritual.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *