Khotbah Perjanjian Baru

Melayani dengan Kuasa dan Kasih Kristus

Melayani dengan Kuasa dan Kasih Kristus

Markus 5:1-20

Oleh: Tjia Djie Kian

Pendahuluan

Tahun 1991, di hari pertama Operasi Badai Gurun, sebuah pesawat tempur AL Amerika yang diterbangkan Michael Speicher ditembak jatuh pasukan Irak.  Sejak saat itu selama bertahun-tahun keluarganya serta militer Amerika berusaha mencari tahu apakah ia masih hidup atau tidak.  Usaha mereka baru berhasil 18 tahun kemudian, yakni tahun 2009 yang lalu, ketika di daerah yang diduga menjadi tempat jatuhnya pesawat tersebut ditemukan sejumlah tulang dan setelah dianalisa ternyata itu memang dari jasad Michael. 

Ketika mengumumkan penemuan ini, Panglima Operasi Angkatan Laut Amerika berkata dengan bangga, “Angkatan Laut AS tidak akan pernah menyerah dalam mencari prajuritnya, betapapun lama atau sulitnya pencarian itu.” Dan memang masyarakat menyambut dengan antusias penemuan ini dan merasa kagum serta hormat terhadap usaha yang dilakukan pemerintah Amerika.

Saudara-saudara, pemerintah Amerika memanfaatkan kemampuannya sebagai negara adidaya untuk mencari keberadaan Michael dengan tidak kenal lelah selama 18 tahun. Yang mereka lakukan mencerminkan sebuah bangsa yang menghargai warga negaranya yang telah membela negara sampai nyawanya sendiri dikorbankan. Jika militer Amerika menghargai prajuritnya sedemikian rupa, bagaimana penghargaan kita terhadap Yesus yang telah membela kita sampai Ia merelakan nyawa-Nya bagi kita? Salah satu wujud penghargaan kita tentu saja dengan pelayanan kita, bukan. Namun, pelayanan seperti apakah yang bisa mencerminkan penghargaan kita kepada Yesus? Tentu saja, pelayanan yang berdasarkan  kuasa dan kasih Kristus itu sendiri.

Marilah kita melihat hal dua hal ini dalam perikop yang telah kita baca tadi.

 

1) Melayani dengan kuasa Kristus.    

Penjelasan

Saat itu Yesus baru saja menyeberangi danau ke daerah Gerasa.  Baru saja Dia turun dari perahu, ada orang menjumpainya sambil berlari.  Orang ini tinggal di tempat yang tidak lazim, yakni kuburan. Di waktu malam dia berkeliaran kesana kemari sambil berteriak-teriak.  Ia juga merobek-robek bajunya, memukuli dirinya dengan batu dan ketika orang lain mencoba mengikatnya, ia memutuskan rantai pengikatnya.  Mungkin Sdr bisa membayangkan betapa menyeramkannya orang ini: matanya membelalak liar kesana kemari, tubuhnya hampir telanjang, penuh luka dan darah.  Ayat 4 menyebutkan bahwa tidak ada orang yang mampu menjinakkannya dan kata “menjinakkan” sering dipakai dalam pengertian menjinakkan binatang buas.  Sdr bisa bayangkan bahwa orang ini lebih mirip binatang buas ketimbang manusia.

Mengapa dia bisa seperti itu?  Ternyata dia dikuasai oleh roh jahat yang bernama Legion, artinya “banyak”.  Yang menguasainya bukan cuma 1 roh jahat tapi buaaanyaakkk… Kata Legion juga dipakai untuk menyebut satu unit pasukan yang terdiri dari ribuan tentara Romawi yang saat itu merupakan pasukan paling tangguh di muka bumi.  Jadi kita bisa bayangkan betapa dahsyatnya roh-roh jahat menguasai kepribadian orang itu sehingga ia tidak berdaya dan tidak dapat mencerminkan gambar dan rupa Allah dalam dirinya.

Tapi Saudara, meskipun roh-roh itu digambarkan sedemikian menakutkan, ternyata mereka tidak berdaya ketika berhadapan dengan Yesus.  Mereka yang tadinya begitu bebas menguasai manusia dan tidak berbelas kasihan, harus memohon belas kasihan Yesus agar tidak diusir dari daerah itu; bahkan untuk sekedar keluar dari tubuh manusia dan masuk ke babi pun, mereka harus menunggu izin Yesus.  Di sini tampak jelas bahwa Yesus jauh lebih berkuasa daripada diri mereka yang berjumlah banyak.

Ketika Yesus akhirnya mengusir roh-roh jahat itu, keadaan orang itu langsung berbalik 180 derajat.  Ia kembali waras, duduk dan mengenakan pakaian.  Orang yang tadi mirip binatang buas telah kembali mencerminkan gambar dan rupa Allah.  O Saudara, pemulihan yang dilakukan Yesus melampaui apa yang bisa dilakukan manusia biasa.  Lagipula, Yesus mengusir mereka hanya dengan berbicara, bukan dengan memakai upacara dan mantra-mantra yang rumit.  Hal ini sungguh-sungguh menunjukkan kuasa-Nya yang amat dahsyat.

Kuasa-Nya yang dahsyat juga ditunjukkan di perikop sebelumnya ketika Ia menghentikan  danau yang bergelora dan angin ribut hanya dengan hardikan, “Diam! Tenanglah!” Lalu, semuanya tenang. Di perikop sesudahnya, perempuan yang sudah 12 tahun mengalami pendarahan sembuh hanya dengan menyentuh jubah Yesus.  Ia juga membangkitkan anak Yairus yang sudah mati hanya dengan berkata, “Talita Kum”.  Jadi dalam beberapa perikop berurutan diperlihatkan bagaimana Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas alam, roh-roh jahat, penyakit bahkan kematian.

Saudara-saudara, bukankah kuasa Tuhan yang dahsyat inilah yang harus menyertai pelayanan kita? Sayangnya kita kadang2 lupa akan kuasa dahsyat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *