Apakah Persaingan Bersifat Merusak?
Imamat 19:1-18
Oleh: Pdt. Nathanael Channing
Disadari atau tidak, sejak kecil kita sudah bertarung dalam arena persaingan. Pak Karyo mempunyai dua anak kembar. Tanpa disadari ia kerap memuji yang satu dan meremehkan yang lain. Istrinya pun demikian. Perkataan seperti “Kamu tidak seperti kakakmu yang lebih ini dan itu” acapkali terdengar. Dari perlakuan itu, maka si kembar mulai bersaing. Penampilan dan prestasi belajar menjadi bahan persaingan untuk menarik pujian orangtua. Berbekal bakat memasak, setelah dewasa mereka membuka restoran di sebuah kota besar. Persaingan mereka semakin sengit. Mereka bahkan mengutus mata-mata untuk mengawasi bisnis saudaran kembarnya. Mereka melakukan apa pun untuk bersaing. Ironisnya, masing-masing berharap agar yang lain segera menghadap Bapa di surga. Keinginan itu dinyatakan secara terbuka kepada karyawan mereka, yang tentunya sangat terkejut karena si kembar adalah orang Kristen yang aktif bergereja.