Hati Orang Fasik
Oleh: Pdt. Nathanael Channing
“Hati orang fasik mengingini kejahatan dan ia tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya” (Amsal 21:10)
Saat kita melihat dengan mata kepala sendiri, seseorang yang memukuli, menghajar, atau menganiaya orang lain, kita pasti tidak berani berbuat apa-apa, bukan? Memang. Itu bukan berarti kita tidak mau menolong, tetapi kita tidak mampu, bahkan tidak mempunyai nyali atau kekuatan apa pun. Apalagi kalau kita tidak membawa apa-apa, sementara pelaku kejahatan bersenjata lengkap. Pelaku kejahatan berbuat demikian bisa saja karena ingin mengambil harta benda korban atau bisa juga karena ada rasa sakit hati, dendam, atau merasa dirugikan. Bahkan, ada juga yang melakukannya karena harta warisan, seperti seorang anak yang rela melakukan kejahatan kepada orangtuanya sendiri atau saudara-saudaranya. Ada juga serorang sahabat yang sejak kecil bersekolah bersama, kuliah bersama, bahkan sampai bekerja dan mengembangkan karier bersama. Tak lama kemudian mereka menjadi sukses, tetapi kesuksesan itu ternyata menjadi pemicu utama terjadinya perpisahan yang sudah mereka jalin puluhan tahun lamanya. Kini mereka menjadi saling mengkhianati dan menghancurkan. Betapa menyedihkan, bukan?