Yesus harus rela dijadikan tontonan umum dengan tubuh yang nyaris telanjang. Para prajurit dengan buas melucuti pakaian-Nya dan membuang undi atasnya. Kelelahan itu melelahkan-Nya secara psikologis.
Yesus harus mengalami kehausan yang amat sangat sehingga akhirnya Dia berkata, “Aku haus!” dan orang hanya memberikan anggur asam bagi-Nya. Ketaatan itu menyebabkan-Nya mengalami kekurangan.
Yesus harus mengalami penderitaan terberat yang pernah dialami oleh manusia pada zaman itu, yakni disalibkan. Begitu berat penderitaan-Nya sehingga bila orang lain bisa menghabiskan waktu berhari-hari tersiksa di kayu salib, Yesus meninggal hanya dalam waktu beberapa jam setelah ia disalibkan. Penderitaan penyaliban yang jauh berbeda dengan yang umumnya dialami oleh orang lain.