Site icon

Masa Depan Penuh Rahmat

Masa Depan Penuh Rahmat

Oleh: Pdt. Nathanael Channing

Kolose 2:6-15

Semua bentuk keberhasilan selalu menyenangkan hati, membawa sukacita, dan dirayakan dalam acara syukuran. Bersyukur untuk anugerah Tuhan yang sudah memberkati sehingga mempunyai rumah baru, usaha baru, pekerjaan berhasil, atau studi anak-anak sukses, semua naik kelas atau lulus dengan memuaskan, dan sebagainya. Sesuatu yang baru juga membawa suasana sukacita, misalnya ketika semua manusia di bumi ini memasuki Tahun Baru, baik Tahun Baru Masehi maupun Tahun Baru China. Tahun yang baru itu bukan hanya diwarnai sukacita, melainkan juga disertai harapan-harapan yang indah untuk menggapai kehidupan yang sukses. Maka dari itu, tidak mengherankan apabila banyak orang mencoba mengintip masa depan dengan membaca atau mendengarkan ramalan-ramalan yang dikeluarkan oleh media atau yang beredar di masyarakat. Orang-orang yang belum mengenal Tuhan pasti ribut dengan berbagai ramalan atau wejangan dari “orang pintar”. Ramalan-ramalan itu bisa berdasarkan bintang atau horoskop, atau perhitungan menurut tahun-tahun sio binatang. Buku-buku yang banyak dijual orang juga berusaha meramalkan apa yang akan terjadi pada tahun mendatang. Namun, karena itu hanya ramalan, maka jangan heran jika kerap meleset dan tidak terjadi. Jangan terkecoh dengan segala tipuan dan filsafat kosong di dalam dunia ini karena semua itu tidak mengandung kebenaran sejati.

Manusia sering dibingungkan dengan situasi dan kondisi masa depan. Sekalipun ia memasuki tahun baru dalam suasana sukacita, tetapi ia menatap masa depan dengan penuh kekhawatiran, kecemasan, bahkan ketakutan. Untuk mengatasi hal itu, maka ramalan merupakan jawaban yang jitu agar hatinya menjadi agak tenang dan nyaman. Apakah memang benar demikian, atau semuanya semu dan palsu? Siapa yang sebenarnya menjamin hidup kita?

 

Bagaimana kita menghadapi situasi yang demikian? Paulus berkata, “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus” (Kolose 2:8). Nasihat untuk berhati-hati ini mengingatkan kita agar benar-benar mempertimbangkan dan memikirkan dengan matang apakah semua yang kita baca dan dengar itu sesuai dengan kebenaran firman Tuhan atau tidak. Jangan cepat mengambil keputusan, apalagi percaya! Kita diingatkan untuk berjalan bersama Kristus. Mengapa? Karena Dialah Tuhan yang hidup dan Tuhan yang mahakuasa. Tuhan yang tahu dan yang memegang hari esok. Oleh karena itu, Yakobus berkata, “Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: ‘Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung,’ sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (Yakobus 4:13-14). Marilah kita menatap masa depan, bukan dengan kekuatan kita sendiri, melainkan dengan Kristus. Amin.

 

Pokok Doa:

  1. Tuhan, ajarlah aku untuk tetap setia kepada-Mu, tetap percaya dan tidak pernah ragu. Engkaulah Tuhan yang memegang hari esok dan Tuhan yang terus menyertaiku setiap saat. Ajarlah aku, ya Tuhan, untuk memiliki rencana dan menyerahkan rencana itu ke dalam pimpinan-Mu.
  2. Tuhan, biarlah kehidupan bergereja dan pelayanan memiliki rencana yang baik dan dalam rencana itu terus melibatkan Engkau, bukan dengan kekuatan, kemampuan, dan pengalamannya sendiri, melainkan bersama Engkau.
Exit mobile version