Di sisi lain, ada orang yang merasa lebih pandai atau lebih unggul dari yang lain, baik dalam bentuk materi atau talenta, sehingga ia menjadi sombong dan berpikir bahwa orang lain tidak semampu dirinya. Pada saat ia bertemu dengan orang yang lugu dan sederhana, maka ia akan sulit mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang tersebut. Paulus berpesan, “Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir” (1 Korintus 1:10). Bagaimana hal ini bisa terwujud dalam kehidupan kita, baik dalam keluarga, pekerjaan, dan pelayanan? Hanya bila kita mau belajar untuk memahami orang lain sebagai bentuk komunikasi kita yang sehat. Amin.