Mengapa Kamu Tidur?
Oleh: Pdt. Nathanael Channing
Lukas 22:39-46
Malam di Taman Getsemani menjadi malam kenangan yang tidak terlupakan. Saat itu suasana gelap pekat, udara dingin, komunikasi terhenti, dan masing-masing berpikir, “Siapa yang akan menyerahkan Tuhan Yesus?” Kegelisahan tampak di wajah para murid sekalipun mereka masih bersama-sama Sang Guru. Untuk apa mereka ke Taman Getsemani? Tak lain karena diajak oleh Tuhan Yesus. Dia ke sana untuk berdoa kepada Allah Bapa-Nya untuk meminta kekuatan agar tugas yang mulia dan agung itu dapat dilaksanakan-Nya dengan baik. Dia meminta keteguhan hati agar tetap taat kepada perintah dan kehendak Bapa-Nya, yakni untuk menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Tugas yang mulia dan agung itu tidak gampang dijalani karena penuh dengan penderitaan, baik tubuh, jiwa, dan roh. Penderitaan tubuh, karena Tuhan Yesus harus menjalani penganiayaan fisik—dipukuli, disesah, dimahkotai dengan mahkota duri, disuruh memikul salib, dan disalibkan. Penderitaan jiwa, karena ada banyak kejadian yang menyayat jiwa-Nya—banyak orang menghina, mengolok-olok, meludahi, dan mencaci maki-Nya. Dan bukan itu saja. Masih ada penderitaan yang paling berat yang dialami-Nya, yakni penderitaan secara rohani, ketika Dia harus berpisah dengan Allah Bapa, dan turun ke dalam kerajaan maut. Saat itu Allah meninggalkan-Nya dan saat itu pula upah dosa, yaitu maut, ditanggung oleh Tuhan Yesus.