Mulut Berakal Budi
Oleh: Pdt. Nathanael Channing
“Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan” (Amsal 16:23)
Kita semua sudah tahu bahwa dalam kehidupan kita, yang berkuasa adalah “hati”, bukan “pikiran”. Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa segala sesuatu yang kita inginkan itu keluar dari hati. “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan” (Markus 7:21-22). Jadi, “hati” mempunyai peran yang sangat penting karena dalam hidup ini, kita tidak pernah terlepas dari keinginan. Mulai dari bangun tidur di pagi hari, kita sudah memiliki keinginan, seperti baju apa yang ingin dipakai, sarapan apa, pekerjaan apa yang harus diselesaikan hari ini, mau bertemu dengan siapa, dan sebagainya. Keinginan itu secara otomatis keluar dari hati, kemudian dikirim ke otak untuk dipikirkan. Otak bekerja karena ada “bahan baku” yang dikirimkan oleh “hati”. Oleh karena itu, suasana hati sangat penting dalam memenuhi keinginannya. Jika yang diinginkan adalah sesuatu yang baik dan benar, cara yang akan diambilnya pun akan memakai cara yang baik dan benar. Berbeda dengan jika yang diinginkan adalah sesuatu yang tidak baik, maka cara-cara yang akan dipakainya pasti tidak benar.