Pada suatu hari, seorang ayah dan anak laki-lakinya sedang berjalan-jalan di sebuah taman. Mereka berhenti sejenak di depan sebuah patung pahlawan yang didirikan di tengah-tengah taman itu, lalu anak itu bertanya, “ayah, engkau begitu baik, mengapa orang tidak membuat patung ayah, lalu diletakkan di taman ini?” Sang ayah menjawab: “anakku, pertanyaanmu sangat baik. Hal yang Ayah kuatirkan adalah jika engkau bertanya ‘mengapa ada patung Ayah di sini?’ Apabila Ayah menjadi patung, bukankah itu merupakan pertanda bahwa Ayah sudah mati, sehingga Ayah tidak dapat mendengar keluh kesahmu, kita tidak bisa berjalan-jalan dengan santai seperti saat ini?” Saya prihatin melihat banyak orang Kristen yang rela berperan sebagai sebuah patung yang hanya terpajang indah di suatu tempat. Mereka tidak rela hidup sebagai orang Kristen yang dinamis demi orang lain. Pun mereka tidak rela untuk menjalankan peran sebagai orang yang menghasilkan buah yang baik demi kebaikan sesama.