Site icon

Syukur Atas Ciptaan-Mu

Syukur Atas Ciptaan-Mu

Oleh: Pdt. Nathanael Channing

Kejadian 2:8-25

We give you thanks, most gracious God, for the beauty of earth and sky and sea; for the richness of mountains, plains, and rivers; for the songs of birds and the loveliness of flowers. We praise you for these good gifts and pray that we may safeguard them for our posterity. Grant that we may continue to grow in our grateful enjoyment of your abundant creation, to the honor and glory of your name, now and for ever. Amen.

Kami bersyukur kepada Mu, ya Allah yang penuh dengan anugerah, atas bumi, langit, dan laut yang indah; atas gunung-gunung, lembah, dan sungai yang kaya; atas kicauan burung dan indahnya bunga. Kami memuji-Mu atas berbagai karunia-Mu yang indah ini dan berdoa semoga kami bisa menjaga semuanya itu untuk kesejahteraan kami. Berilah kami jaminan agar kami sanggup senantiasa bertumbuh dalam kesukaan untuk bersyukur atas ciptaan-Mu yang melimpah, untuk hormat dan kemuliaan nama-Mu, kini dan selamanya. Amin.

Ini adalah doa yang dinaikkan oleh No Name karena orang yang bersangkutan tidak mau disebutkan namanya. Mungkin penulis doa menganggap tidak penting siapa dirinya. Yang penting adalah tulisannya dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Saya mengutipnya dari buku doa. Doa itu ditulis dalam bahasa Inggris, dan agar tidak kehilangan indahnya kata-kata dalam bahasa aslinya, maka saya kutip tulisan aslinya. Ketika penulis doa ini membaca kitab Kejadian, ia merasakan betapa besar dan agungnya karya Allah Sang Pencipta langit dan bumi. Ia mengagumi kebesaran Allah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan segala isinya sehingga membuatnya terpanggil untuk memuji-muji kebesaran Tuhan.

Penulis doa tidak hanya mengagumi Allah—Pencipta alam semesta—tetapi ia juga memohon agar ia diberi kemampuan dan kekuatan untuk menjaga semua ciptaan Tuhan itu agar dapat memberikan kesejahteraan bagi umat manusia.

Ada kata yang sangat penting, yakni “menjaga”. Kalau kita sadari dengan sungguh-sungguh, maka “menjaga” itu pekerjaan yang tidak mudah. “Menjaga” itu membutuhkan tidak hanya motivasi yang sangat kuat, tetapi juga relasi yang dalam. Kita semua mempunyai pengalaman “menjaga”, entah itu menjaga keamanan kampung seperti Siskamling—Sistem Keamanan Lingkungan—atau menjaga orang yang sedang sakit di rumah sakit atau menjaga rumah ketika seluruh anggota keluarga pergi, dan sebagainya. Dan pihak yang bertugas menjaga bisa orangtua, anak, nenek, kakek, pembantu rumah tangga, dan lainnya. Bagaimana rasanya “menjaga” itu? Saya percaya itu pekerjaan yang paling tidak enak, bukan?

Penulis doa ini memohon kepada Tuhan agar ia dimampukan “menjaga” alam semesta ini untuk mendatangkan kesejahteraan bersama. Firman Tuhan menyatakan, “Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” (Kejadian 2:15). Manusia diciptakan dan ditempatkan di dalam karya Allah Yang Agung, yakni alam semesta. Mereka diperintahkan untuk mengembangkan dan memelihara ciptaan-Nya.

Dalam realitas kehidupan, bila kita mencermati, manakah yang lebih banyak dilakukan, memelihara atau sebaliknya merusak? Bukankah “merusak” lebih mudah daripada “menjaga”? “Merusak” itu dapat dilakukan dengan sengaja merusak, membabat habis apa yang ada. Sebagai contoh, hutan kayu sebagai pelindung alam, paru-paru jagat raya ini, sudah ditebang habis sampai gundul demi mendapatkan kekayaan pribadi. Jelas itu tindakan merusak dengan kesengajaan! Akan tetapi, merusak juga bisa dilakukan dalam bentuk lain seperti tidak berbuat apa-apa, misalnya dengan cara mendiamkan, tidak mau mengurusi atau acuh tak acuh dengan lingkungan sekitarnya. Itu juga termasuk tindakan “merusak”. Sadarilah bersama bahwa lingkungan alam semesta yang asri itu menjadi bagian tanggung jawab kita kepada Tuhan. Bagaimana dengan pola hidup kita? Membuang sampah sembarangan; bersikap acuh tak acuh terhadap penghijauan lingkungan rumah kita, merokok yang membuat udara tercemar dan lingkungan terganggu, rumah kaca, pemakaian AC, saluran air di rumah, dan sebagainya. Semua itu menjadi bagian tanggung jawab kita untuk memelihara alam semesta. Amin.

Pokok Doa:

  1. Tuhan, ajarlah aku bertanggung jawab terhadap lingkungan alam semesta, dimulai dari yang paling kecil dan sederhana, yakni di rumahku, lingkunganku, gereja, dan tempat kerja.
  2. Tuhan, jadikanlah gereja Tuhan tanggap terhadap lingkungan sekitarnya sehingga program pelayanan gereja juga menyentuh tanggung jawab dalam memelihara alam semesta.
Exit mobile version