Akal budi dan logika tidak pernah akan mampu membuat seseorang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Allah. Mungkin dengan argumentasi yang luar biasa cemerlang seseorang dapat “membuktikan” kebangkitan Tuhan Yesus. Tetapi untuk membuat seseorang percaya bahwa Dia adalah Allah sendiri yang turun menjadi manusia, perlu kasih karunia dari Allah sepenuhnya. Bagaimanapun kemampuan dan daya pikir akal budi dan logika manusia tidak akan pernah bias sampai pada kesimpulan bahwa Dia adalah Allah sendiri. Sangat menarik bahwa setelah perjumpaan dengan Tomas ternyata beberapa dari mereka masih ragu-ragu untuk menyembah Dia dan mengakui bahwa Dia adalah Allah sendiri (Mat 28:17). Roh Kudus belum turun dan memenuhi mereka, sebab itu akal budi dan logika mereka masih dominan dalam hidup mereka. Mereka masih hidup dalam dua dunia, yaitu dunia iman dan dunia akal budi/rasio. Mereka belum berani 100% mengandalkan iman. Mata iman mereka baru sungguh-sungguh terbuka ketika Pentakosta tiba (Kis 2). Tanpa suatu pembuktian apa pun, 3000 orang bertobat sekaligus di depan mata mereka (Kis 2:41). Petrus dan para murid sama sekali tidak menghadirkan Tuhan Yesus sebagai bukti bahwa Tuhan Yesus sungguh hidup. Dia hanya memberi kesaksian berdasarkan Firman Tuhan dan pengalamannya pribadi dan panen pertama adalah 3000 orang. Jelas sekali bahwa peran akal budi di sini sangat minimal, apalagi mereka yang bertobat adalah orang Yahudi dengan monoteisme yang begitu kuat.
Tomas: Dari Ragu Menjadi Percaya
April 16, 2022
