Tulang yang Busuk
Oleh: Pdt. Nathanael Channing
“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” (Amsal 14:30)
Kalau kita mau membahas pemahaman apa itu “hati”, sangat luas sekali. Tentunya hati yang dimaksudkan bukan lever, atau hati secara fisik, melainkan hati yang menjadi pusat nurani, psikis, kejiwaan kita; kehendak dan nafsu juga termasuk di dalamnya. Maka persoalan hati sangat kompleks dan luas sekali. Hati menjadi pusat dalam seluruh hidup kita. Ia yang mengendalikan diri kita untuk bertindak, karena di dalamnya ada banyak keinginan dan kehendak yang harus dituruti. Jika ada tuntutan hati tidak dipenuhi, maka siapa pun ia, pasti tidak akan tenang. Ia akan gelisah, terus bergerak, berusaha dan mencari kegiatan apa pun dalam usaha memenuhi apa yang diinginkan hati. Hati akan melaporkan kepada rasio atau otak, untuk memikirkan jalan keluar yang dihadapinya. Maka rasio segera memikirkan, menganalisis, membuat strategi, langkah-langkah yang harus diambil, sampai memenuhi tuntutan apa yang diinginkan hati. Hati tidak akan pernah merasa puas sebelum apa yang diinginkan dipenuhi. Hati akan memaksa pikiran untuk terus mengembangkan kemampuannya agar dapat mencapai harapan-harapan yang dibutuhkan oleh hati.