Watch!
Markus 13:3-13
Oleh Astrid Angelina
Pendahuluan
Saudara-saudara mungkin masih mengingat tokoh populer dan berkharisma yang bernama Mbah Marijan. Dia bukanlah pria idaman saya, namun demikian saya tetap mengagumi satu hal dari dirinya, yakni kesetiaannya. Pada tanggal 26 Oktober 2010, Mbah Marijan menjadi salah satu korban tewas akibat sapuan awan panas yang meluncur 200 km/jam dari puncak Merapi ke arah desanya di dalam peristiwa letusan Merapi. Menariknya, jenazah Mbah Marijan ditemukan dalam keadaan sujud dengan sekujur tubuh dipenuhi luka bakar. Konon, ia menolak dievakuasi oleh Tim SAR karena “Sri Sultan” yang disembahnya tidak memberikan instruksi untuk mengungsi. Ia tetap bertahan di tempatnya sampai hembusan nafas yang terakhir.
Saudara-saudara, jika seorang Mbah Marijan bisa bertahan sampai akhir demi sesembahannya yang sesungguhnya bukan Allah, bagaimana dengan kita yang memiliki dan menyembah Allah yang hidup dan berkuasa? Kita kadang-kadang menjumpai fakta yang ironis karena sejumlah orang “Kristen” dengan mudah meninggalkan Allah yang disembahnya. Beberapa dari antara mereka diperdaya oleh pengajaran-pengajaran sesat dan filsafat-filsafat kosong yang menawarkan kenikmatan semu. Beberapa yang lain berpindah keyakinan karena tidak tahan menghadapi tantangan atau penganiayaan dari pihak orang-orang yang membenci Kristus dan pengikutnya. Beberapa yang lainnya meninggalkan Tuhan demi demi mengejar keuntungan atau kenikmatan duniawi. Berbagai godaan dan ancaman dapat menggoda orang untuk meninggalkan Tuhan. Itulah sebabnya, sebagai orang percaya, kita harus senantiasa berjaga-jaga agar di tengah-tengah penyesatan dan penderitaan yang terjadi, kita bisa tetap setia sampai akhir. Inilah kebenaran yang ingin disampaikan oleh perikop Firman Tuhan yang akan kita pelajari.