Khotbah Perjanjian Baru

Damai di Tengah Gejolak Hidup

Bagaimana ini bisa terjadi pada diri Paulus? Bagaimana ia bisa dipelihara oleh damai sejahtera Allah yang melampaui segala pikiran? Apakah karena ia adalah Paulus? Apakah karena Paulus seorang rasul maka ia punya hak istimewa itu? Saya rasa tidak. Dalam ayat yang ke-6, Paulus mengemukakan rahasia bagaimana topangan damai sejahtera Allah itu bekerja di dalam hatinya, “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Paulus ditopang oleh damai sejahtera itu bukan karena ia rasul, bukan karena ia seorang pelayan. Paulus sudah belajar untuk menyerahkan dirinya, untuk berserah di dalam karya dan kuasa Allah di dalam doa-doanya. Paulus sudah menemukan bahwa ketika ia berserah kepada Allah di dalam doa dan permohonan serta berhenti menyalahkan apa yang terjadi di sekitarnya, saat itulah topangan damai sejahtera kepada Allah itu diberikan. Dari pengalaman hidupnya Paulus sudah belajar bahwa kunci untuk mendapatkan damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal itu adalah penyerahan diri. Namun, penyerahan diri itu memang bukan hal yang mudah karena kita selalu ingin memegang kontrol dan ingin segala sesuatu terjadi sesuai dengan harapan kita. Padahal, sebagai manusia, yang pertama harus kita sadari dan akui adalah dengan kerendahan hati kita mengatakan bahwa kita ini terbatas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *