Khotbah Perjanjian Baru

Damai di Tengah Gejolak Hidup

Di sini muncul masalah. Sebelumnya saya sudah menyemangati anak-anak remaja saya dan sekarang saya harus membuktikannya sendiri. Tidak ada alasan untuk menghindari turun tebing ini, dan giliran pertama diberikan kepada saya. Wah, rasanya deg-degan dan saya merasa di antara ingin maju atau mundur. Saya ingin mundur, tetapi saya tidak mungkin melakukannya karena terikat oleh kata-kata yang saya sampaikan kepada anak-anak remaja tadi. Sekarang sambil tertawa-tawa, anak-anak itu ganti menyemangati saya. Ketika saya sudah berada di posisi yang tepat untuk memulai, saya diberi petunjuk, “Pak, tenang saja. Kalaupun Bapak jatuh, tali yang menopang Bapak akan membuat Bapak tergantung dan tidak jatuh ke sungai di bawah itu. Sekarang Bapak relaks dan turun. Relaks, Pak! Relaks! Badan Bapak condongkan ke belakang!” Saya melihat ke bawah dan bertanya-tanya, “Benarkah tali ini kuat untuk menurunkan saya 35-40 meter ke bawah? Benarkah tidak akan terjadi apa-apa?” Pelan-pelan instrukturnya mendorong saya. Saya kaget, tetapi ketika saya berhasil memiringkan badan dan berhasil melakukan jejakan pertama, akhirnya saya bisa menemukan sedikit kenikmatan. Pada akhirnya saya bisa menuruni tebing itu dan mendapatkan ucapan selamat dari anak-anak remaja yang saya bimbing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *