Kita sering seperti bersikap anak kecil ini. Kita selalu mengharap dan menanti jawaban doa yang terjadi di luar kita. Kita selalu meminta, “Tuhan, saya berdoa untuk ini, saya berdoa untuk itu. Ubahlah ini ubahlah itu, ubahlah semuanya di sekeliling saya supaya saya nyaman.” Kita menanti Tuhan menjawab doa ini dan itu. Kita mengarahkan mata perubahan di luar diri kita. Setelah kita berdoa, kita memiliki daftar dan kita melihat apakah Tuhan sudah melakukan yang kita kehendaki. Ketika kita mendapati Tuhan tidak melakukan seperti itu. Tuhan seolah tidak bergerak dan apa yang kita doakan tidak membawa hasil seperti yang kita minta, maka kita pun kecewa.
Kita lupa bahwa sering kali jawaban doa dari Tuhan tidak terjadi di luar diri kita. Kita lupa bahwa sering kali jawaban doa dari Tuhan terjadi di dalam diri kita.
Kita mengarahkan mata untuk melihat sudahkah Tuhan melakukan pekerjaan-Nya dan mengabulkan permohonan saya? Pada saat yang bersamaan kita lupa bahwa bisa saja yang terjadi adalah bahwa yang diberikan oleh Tuhan adalah kehadiran-Nya di dalam diri kita yang memberi kekuatan. Alkitab menulis bahwa setelah para rasul berdoa, perubahan itu terjadi di dalam hati mereka. Tantangan masih sama besar, pergumulan masih sama besar, masih sama beratnya, tetapi di dalam diri mereka—dengan kuasa firman Tuhan dan Roh Kudus—mereka memberitakan Firman Allah dengan berani. Artinya, Tuhan menjawab mereka tidak dengan mengubah situasi sekeliling mereka, tetapi Tuhan menyatakan kehadiran-Nya melalui Roh Kudus yang memberikan kekuatan dan keberanian.