Michael, dengan cara yang aneh, memahami kebutralan para penyiksa dan penjaga penjara, namun apa yang menghantuinya dan apa yang sungguh-sungguh membuat ingin kembali ke kota asalnya adalah sesuatu yang tak dapat dipahaminya. Ada seorang pria yang tinggal di seberang jalan di depan Sinagogenya. Pria ini mengintip lewat tirai jendelanya, hari demi hari, sementara ribuan orang Yahudi diarak ke dalam gerbong kereta maut. Ia menampilkan wajah tanpa belas kasihan, tanpa rasa senang, tanpa kejutan, dan bahkan kemarahan atau minat. Impassive, dingin, impersonal.