My Plan
Kalian tahu, aku lahir sebagai anak bungsu, tapi aku tidak mau didikte takdir begitu saja, ibuku cerita bahwa ketika keluar dari kandungan aku didapatinya sedang merenggut tumit kakakku. Aku tidak pernah rela dinomorduakan. Aku sangat menanti-nantikan saat di mana janji Tuhan pada ibuku itu menjadi kenyataan, “Anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda” (25:23). Huh, tapi Tuhan terlalu lamban, aku tidak dapat mengandalkan-Nya. Maka aku mengambil alih tugas-Nya. Dengan sedikit mengakali kakakku, hak kesulungan menjadi milikku. Haha, kalian lihat, dengan kecerdikan, aku bahkan dapat membelokkan takdir dan menyetir jalannya sejarah.
Esau telah menyerahkan hak itu kepadaku, kini saatnya aku menagih dari ayahku. Tapi bagaimana caranya, ia tentu tidak akan percaya pada perjanjian “sup kacang merah” kami. Aku selalu punya rencana. Aku menyamar menjadi Esau, ide yang sangat brilian, dan ibuku ada di balik semua ini. Aku rasa ia yang mewariskan kecerdikan ini padaku. Dengan kecerdikan dan perencanaan yang cermat, aku selalu menang.