Masuk ke Yerusalem
Matius 21:1-11
Oleh: Pdt. Nathanael Channing
Butet adalah remaja yang berasal dari sebuah desa pedalaman. Ia cerdas, penuh semangat, mudah bergaul walaupun perasaannya peka. Anak petani yang sederhana ini mengasihi Tuhan. Keluarganya adalah perintis gereja di desa pedalaman itu. Suatu hari sang ayah mengajak Butet mengikuti persidangan DGI (Dewan Gereja-gereja Indonesia), yang sekarang menjadi PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia), di Jakarta. Setibanya di Jakarta, sebagai orang kampung, ia sangat terkagum-kagum melihat kota itu. Bangunan pencakar langit, jalan raya yang lebar dan mulus, serta berbagai jenis kendaraan pribadi yang lalu-lalang di jalanan. Setelah pulang ke kampungnya, justru yang menjadi fokus ceritanya adalah pemandangan yang dinikmatinya di Jakarta. Begitulah kalau orang udik masuk kota metropolitan. Pengalaman itu membuatnya terobsesi untuk kembali ke sana, bahkan hidup dan mencari nafkah di kota besar. Dari bocah remaja lugu yang terheran-heran menyaksikan gedung-gedung raksasa, jalan layang, dan hal-hal lain yang membuatnya terkesima, kini ia benar-benar bisa mewujudkan impiannya untuk menjejakkan kaki di sana.