Pikiran itu yang menata kata-kata menjadi kalimat, yang kemudian diungkapkan kepada orang lain. Ada jarak waktu yang sangat cepat yang ditempuh dari hati menuju pikiran untuk mengeluarkan kata-kata; tetapi ada juga waktu jeda, waktu yang tidak begitu cepat berjalan sehingga masih perlu beberapa detik untuk memikirkan apa yang akan dikatakan. Berbeda dengan orang yang mempunyai kebiasaan ceplas-ceplos. Kebiasaan ini secara umum sudah tidak membutuhkan rasio lagi. Kebiasaan untuk berbicara spontan, otomatis keluar, seperti orang yang menyalakan lampu, tinggal pencet tombol langsung nyala; seperti bensin dan api, tinggal disulut, langsung terbakar. Itulah sebabnya orang yang mempunyai kebiasaan ceplas-ceplos sama sekali tidak memikirkan apa yang dikatakannya kepada orang lain. Misalnya, ia terbiasa berbicara kotor atau begitu mudah memaki-maki orang lain. Jelas bahwa kata-kata kotor yang seperti itu tidak sempat singgah ke pikirannya. Kata-kata itu secara spontan diucapkan.
Menimbang Jawaban
October 7, 2018
