Khotbah Perjanjian Lama

Belajar Menerima Walau Terluka

Belajar Menerima Walau Terluka (Kejadian 50:15-21)

oleh: Pdt. Wahyu ‘wepe’ Pramudya

 

Salah satu tugas saya sebagai pendeta adalah melaksanakan pemberkatan pernikahan. Bagian yang paling menarik perhatian saya adalah ketika calon suami isteri itu di hadapan Tuhan dan jemaat-Nya mengucapkan, “… di hadapan Allah dan jemaat-Nya aku mengaku dan menyatakan menerima dan mengambilmu sebagai istriku/suamiku. Sebagai suami/istri yang beriman, aku berjanji akan memelihara hidup kudus denganmu, dan akan tetap        mengasihimu pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, dan tetap merawatmu dengan setia, sampai kematian memisahkan kita.” Momen itu sering kali sangat mengharukan. Tidak jarang kedua calon suami istri tersendat-sendat membacanya disertai linangan air mata. Tidak jarang pula, ada yang sudah latihan dan merasa hafal, eh … pada hari H-nya ternyata lupa sama sekali. Mengapa momen itu begitu mengharukan? Tentu kita yang sudah menikah tahu alasannya. Setelah berpacaran beberapa waktu, kita memutuskan untuk menerima dan mengambil sang kekasih hati menjadi pasangan hidup kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *