Meminum cawan sering kali dipergunakan dalam Alkitab untuk menggambarkan pengalaman penderitaan dan dukacita. Ketika Babel menawan Yerusalem, kota itu telah “meminum dari tangan TUHAN isi piala kehangatan murka-Nya, engkau yang telah meminum, menghirup habis isi cangkir yang memusingkan!”(Yes. 51:17). Nabi Yeremia menggambarkan amarah Allah terhadap bangsa-bangsa sebagai pencurahan isi piala atau cawan (Yer. 25:15-28). Cawan merupakan lambang penghakiman Allah; inilah cawan murka Allah terhadap dosa manusia. Namun, dalam kasih sayang Allah yang unik, cawan kemarahan-Nya yang adil itu diletakkan bukan di tangan musuh-musuh-Nya, melainkan di tangan Anak yang dikasihi-Nya. Dan Anak-Nya itu akan meminum cawan sampai pada tetes penghabisan, hingga saat terakhir ketika ucapan-Nya di kayu salib “Aku haus” berubah menjadi “Sudah selesai!”
Tiada Piala Kemenangan, Tanpa Cawan Pengorbanan
April 12, 2022