Sikap Daud inilah yang ingin ditonjolkan oleh penulis kitab Tawarikh ini sehingga Daud “terbukti” memang layak untuk menjadi teladan, tolok ukur dan pola bagi raja-raja Yehuda, layak dikenan oleh Allah dan melakukan segala yang benar di mata Allah. Paling sedikit ada 3 hal yang dapat dipelajari dari sikap Daud sehingga memang dia layak menjadi teladan.
Pertama, ketika Daud menyadari bahwa dia telah berdosa kepada Tuhan, dia segera mengakui dosanya dan mohon pengampunan (1Taw 21:8). Sadar akan dosanya dan kemudian segera mengakuinya di hadapan Tuhan merupakan langkah awaluntuk menjadi orang yang dikenan Allah. Tanpa langkah awal ini, tidak mungkin Daud, dan juga orang percaya yang lain, dapat menjadi teladan atau tolok ukur. Kebutuhan akan pengampunan Allah seharusnya melahirkan sikap merendahkan diri serendah rendahnya di hadapan Tuhan dan mohon pengampunan. Memang ketika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya maka seluruh dosanya sudah diampuni dan orang tersebut tidak lagi terancam menerima hukuman kekal dalam neraka.