Amarah yang Meledak-ledak
Oleh: Pdt. Nathanael Channing
“Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak” (Amsal 20:3)
Pada umumnya, ketika bergaul dengan masyarakat yang bebas berpendapat. kita sering menjumpai bahwa siapa yang berani, ia pasti banyak bicara. Bukan saja banyak bicara, tetapi juga berani memberikan kritik secara terbuka, bahkan tanpa malu-malu menelanjangi kejelekan-kejelekan orang lain. Orang yang suka berbicara akan menjadi orang yang dominan, apalagi jika tergolong orang yang suka menantang, bicara dengan keras, penuh dengan keyakinan. Orang yang demikian akan mudah menjadi pemimpin, jika dibandingkan dengan orang yang pendiam, tidak suka bicara, apalagi memberikan respons ketika berdiskusi. Sikap atau karakter orang yang suka bicara bukanlah sesuatu yang tidak baik! Orang yang berani berbicara dengan siapa pun dan penuh keyakinan adalah orang-orang yang memang baik untuk diandalkan menjadi seorang pemimpin. Namun sebaliknya, jika keberanian berbicara itu hanya dipakai untuk menjadikan diri dominan, ingin menguasai siapa saja, tidak mau mengalah, dan terus merasa bahwa dirinya yang paling benar, jelas sikap yang demikian tidak baik bagi seorang pemimpin. Sikap ini tidak mendatangkan berkat bagi orang lain, tetapi sebaliknya, dapat menyakiti dan melukai suatu relasi.