Tidak Layak Tetapi Dilayakkan
Lukas 15:21
oleh: Jenny Wongka †
Perumpamaan tentang anak hilang ini adalah sebuah kisah yang “open ended”, di mana Lukas menuntut para pembacanya untuk mengadakan refleksi diri, tentang apa yang harus mereka perbuat apabila kita berdiri pada posisi anak sulung. Apakah kita dapat menerima anak bungsu yang hilang dan yang kembali ke rumah dan yang kepulangannya disambut dengan meriah oleh bapanya? Selain itu, kita juga dapat merefleksikan diri sebagai anak yang hilang yang pada akhirnya bertindak tepat, yaitu dengan kembali ke rumah bapanya. Ia menyadari bahwa sebenarnya dirinya tidak layak, tetapi kemudian ia dilayakkan oleh bapanya. Dari Lukas 15:21 yang kita baca ini, ada beberapa pelajaran berharga dari kisah anak yang hilang, antara lain sebagai berikut:
Wawasan Pikiran yang Berbeda
Anak yang hilang itu kembali ke rumah bapanya dalam suatu wawasan pemikiran yang berbeda dengan pada saat ia meninggalkan rumah. Sebelumnya, ia ingin hidup jauh dari bapa dan saudaranya, jauh dari pengawasan, koreksi dan persekutuan dengan bapa dan saudaranya. Keinginan ini diwujudkan melalui permohonan untuk mendapatkan bagian dari harta milik yang menjadi haknya. Ia berpikir untuk menggunakan bagian harta miliknya dengan bebas dan sesuka hatinya.