Salah satu wujud pertumbuhan gereja yang baik tampak dari kehidupan persembahan jemaat. Persembahan bukan dilihat dari segi jumlah saja, melainkan lebih dalam lagi, yakni kesadaran setiap anggota jemaat Tuhan akan anugerah dan kasih Allah yang tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Berkat anugerah-Nya senantiasa mencukupi, bahkan memberkati dengan limpahnya. Dengan demikian, persembahan jemaat diberikan sebagai rasa ucapan syukur atas anugerah Tuhan Yesus yang sangat besar dalam hidup umat-Nya. Persembahan jemaat tak lagi menjadi suatu rutinitas atau berdasarkan kebiasaan, tetapi dilakukan karena adanya kontak batin antara umat-Nya dengan Tuhan Yesus. Hal itu berbicara tentang antara kemampuan jemaat dan anugerah Tuhan Yesus. Antara apa yang jemaat punyai dan Tuhan Yesus yang telah memberikan kepercayaan-Nya kepada jemaat memelihara anugerah-Nya. Itulah persembahan jemaat yang benar. Kehidupan jemaat yang saling menolong dan menguatkan. Sebagai contoh adalah kehidupan jemaat mula-mula. Lukas mencatat, “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” (Kisah Para Rasul 2:44-47).
Gereja yang Sehat
July 10, 2018
