Paulus pun pernah mengungkapkan perasaan tidak berdaya yang dialaminya. Ia berkata, “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging” (Roma 8:3). Saat itu Paulus tidak berdaya untuk menjalani kehidupan yang baik dan benar; mempraktikkan kasih dan keadilan; hidup kudus, tak bercacat secara moral, jujur, tanpa tipu daya. Ia tak berdaya menjalani hidup ini apa adanya. Ia tak bisa hidup tanpa topeng-topeng kehidupan yang menunjukkan karakter dan perbuatan baik. Ketidakberdayaan menjalani hidup yang benar itulah yang membawa manusia pada kebinasaan karena kita berada di dalam hukuman Allah. Manusia yang berdosa sudah tak lagi berdaya untuk menyelamatkan dirinya, bahkan dengan cara apa pun. Manusia tidak bisa selamat dan menuju pada kebinasaan. Dalam keadaan yang tidak berdaya ini, Paulus bersyukur karena Allah Bapa mengasihi manusia yang seharusnya binasa. Puji Tuhan, Allah mengutus Yesus datang ke dalam dunia untuk menolong, menggantikan, dan menebus kita dari yang tidak berdaya menjadi berdaya di dalam Dia. Yesus telah menggenapi seluruh hukum Taurat sehingga kita dijadikan berdaya! Di dalam Yesus, seluruh tuntutan hukum Taurat sudah digenapi-Nya sehingga semua yang percaya dan mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Amin.
Menolong yang Tidak Berdaya
June 9, 2018