Selesai refleksi saya berpaling kepada relawan paruh baya yang terisak-isak tadi, (yang dengan hormat saya sebut namanya bp Irianto Darsono). Saya bertanya: “kenapa saudara bersedih?” Lalu jawabnya masih terisak: “Saya selama ini banyak memberi dan membantu orang, tapi dari refleksi pak Kun malam ini, tampaknya saya belum memberi atau membantu, sebab setiap kali saya lakukan saya merasa seperti orang yang BAB, puas dan lega rasanya. Rasa puas dan rasa leganya itu terasa palsu sekarang. Seharusnya saya memberi sampai terasa sakit …”
— Renungan —
Give Until it Hurts
March 13, 2018