Khotbah Perjanjian Baru

Kebesaran Jiwa Seorang Sahabat

SS, seringkali kita memutuskan sebuah pertemanan karena sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurut kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sebuah sakit hati lebih perkasa untuk merusak dibanding begitu banyak kebaikan untuk menjaga. Mungkin ini memang bagian dari sifat buruk diri kita. Ketika sakit hati yang paling penting adalah melihat apakah memang orang yang menyakiti hati kita itu tidak kita sakiti terlebih dahulu. Bukankah sudah menjadi kewajaran sifat orang untuk membalas dendam? Apalagi jika kita berada dalam posisi “Lebih berkuasa” untuk membalas perbuatan orang yang bersalah itu dengan cara yang lebih menyakitkan. Mungkin kita punya banyak teman yang mendukung bahkan siap untuk menolong kita membalas orang lain. Ada banyak hal kesalahan yang orang lain perbuat, mungkin juga dalam komunitas orang percaya, adakah kita mematri tiap kesalahan itu di atas batu hati kita sehingga membuat kita terus mencari celah membalas perbuatannya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *