Khotbah Perjanjian Lama

Menikmati Allah dalam Ibadah

Penutup

Sebagian orang mengatakan bahwa manusia cenderung mencari hal-hal yang dapat memberikan sensasi mistis.  Tidak mengherankan bila orang yang tidak mengenal Allah dapat menganggap sebuah benda, waktu, tempat atau ritual tertentu sebagai hal yang sakral atau kudus.  Fenomena yang hanya sekilas dapat mengeramatkan hal-hal tersebut.  Bagi kita orang percaya, mereka seperti orang-orang bodoh yang melakukan tindakan bodoh – mereka mengeramatkan atau menyembah sesuatu yang kita tahu bukanlah Allah.  Namun bila mereka tahu bahwa orang Kristen telah menemukan Allah yang sejati tetapi tetap beribadah dengan sikap sembarangan dan tidak bisa menikmatinya sungguh-sungguh, bukankah mereka sangat berhak untuk mengatakan bahwa kita lebih bodoh dari mereka.

Suatu kali saya ikut dengan seorang penginjil untuk berkhotbah di sebuah SMA Kristen.  Ibadah itu dipimpin oleh salah seorang guru mereka.  Lalu sang penginjil tersebut diundang untuk berkhotbah.  Di sepanjang khotbah, sang penginjil cukup kesulitan dalam menjaga agar suasana tetap tenang.  Tidak jarang dalam berkhotbah ia berhenti sesaat untuk menegur anak-anak yang mengobrol.  Seusai khotbah, guru yang menjadi pemimpin ibadah kembali maju dan berbicara.  Ia tampak sangat emosional.  Sang guru tidak hanya menegur tetapi memaki anak-anak itu.  Dia membandingkan mereka yang Kristen dengan mereka yang bukan Kristen.  Ia mendapatkan bahwa anak-anak yang bukan Kristen ternyata terlihat beribadah dengan baik (memperhatikan dan tidak mengobrol).  Hal ini menunjukkan betapa memalukannya orang-orang Kristen di hadapan orang-orang  bukan Kristen dalam beribadah.

Barangkali kita pun tidak lebih baik daripada anak-anak itu.  Kita pun mungkin masih lebih suka mencari sensasi-sensasi dalam ibadah daripada menikmati Allah dengan segala atribut-Nya.  Firman Tuhan yang kita pelajari hari ini mengingatkan kita agar kita tidak lagi bersikap seperti itu.  Bukankah kita telah memiliki banyak pengalaman bersama Allah di masa lalu?  Bukankah kita juga banyak mengenal janji yang Allah sampaikan di dalam Alkitab?  Firman Tuhan mengingatkan agar kita tidak melewatkan kenikmatan sejati dalam ibadah karena sesungguhnya kita sangat bisa dan sangat berhak mendapatkannya.  Pada waktu kita dapat sungguh-sungguh menikmati ibadah, kerohanian kita akan berkembang dan kita akan dikuatkan oleh janji-janji Allah dalam menjalani setiap tantangan hidup.  Kiranya Tuhan menolong kita untuk menikmati setiap ibadah yang kita ikuti.

Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *